Rabu, 20 Januari 2016

Struktur & Konstruksi Bangunan IV

Struktur & Konstruksi Bangunan IV , Bangunan Tinggi
TRILY Apartment , 23 lantai
Sistem Struktur Rangka Kaku & Dinding Geser


















maket , skala 1:200

Minggu, 22 Juni 2014

Cerpen : Cinta, Persahabatan, dan Arsitektur

aku Mary, gadis pendiam, yang selalu optimis. harapan dan kepercayaan, adalah hal penting bagiku. "jangan berhenti berharap", kalimat yang selalu ada dalam benakku. berharap, dan percaya, itulah aku.
aku mahasiswa baru di universitas terkenal di sebuah kota besar. Ini pilihanku, arsitektur, ilmu yang ingin ku pelajari sejak aku kecil.
Lumayan sulit menembus berbagai universitas besar dengan pilihan prodi arsitektur, sampai aku berhasil diterima disini, disebuah kampus, yang memberikanku banyak pengalaman menakjubkan,
tentang arsitektur, cinta, dan persahabatan.
Adinda, teman pertamaku disini. Seorang gadis manis yang berasal jauh dari kota ini, yang berjuang menuntut ilmu demi mencapai impiannya.
Meski umurnya lebih muda dariku, tapi semangatnya begitu besar. walau soal cinta, masih sering ragu, dan takut berharap. gak masalah sih, perjalanan masih panjang.
Dia jadi sering digosipkan sama cowok2 dikelas.. karena dia gampang salting alias salah tingkah. Jadi seru buat digodain, itu jadi hiburan tersendiri buatku dan teman2.. hehe.
hmm..Selain Adinda, ada Nisa juga. Gadis berjilbab yang hobi gambar. Dia ini asalnya gak jauh dari tempat tinggalku. Dari kecil,dia sudah hobi gambar, dan punya cita2 jadi arsitek.
Makanya, aku ketemu dia disini, dikelas arsitektur.
Tau gak.. dikelas arsitektur ini, aku punya 4 teman yang paling dekat. Aku, Adinda, Nisa, dan kedua temanku yang berasal dari seberang Timur. iya..kita ini bhinneka tunggal ika,
berbeda-beda tetapi tetap satu. Oh ya, kedua temanku itu, Kesya dan Bella. Awalnya ku kira anak kembar. eh ternyata bukan. Habis, wajahnya mirip sih. Aku salut pada mereka, rela merantau kemari untuk
mengejar cita2nya.
Entah apa yang membuat kami  berlima jadi sedekat ini. Padahal, tidak banyak juga persamaan yang kami punya. Atau mungkin justru karena perbedaan itu, kita bisa saling melengkapi. Hmm.. bisa jadi.
Bicara soal cinta, kami punya pengalaman yang berbeda-beda.

aku mulai dari Kesya ya,, selama aku berteman dengannya, aku belum pernah melihat dia tertarik pada seseorang. Sampai kadang2 kami bercanda, mengatakan kalau dia itu gak normal, karena gak pernah
suka cowok.. Wkwkwk.. Tapi gak kok.. Kesya itu normal. Cuman, menurutku, mungkin dia memang belum menemukan sosok yang pas gitu buat dia. Pacaran sih katanya pernah, waktu SMA, tapi gak serius juga.
Dia itu, ingin punya pasangan yang sedaerah, terus yang seiman juga. Ku akui, memang susah cari yang seiman. Akhir2 ini baru ku dengar dia bilang kagum sama beberapa orang dikelas. kalau gak salah,
sekitar 5 orang yang dia kagumi. Dan sayangnya, ke 5 nya gak ada yang sedaerah dan seiman dengannya. Aduh Kesya.. mungkin memang belum waktunya bertemu dengan jodohmu.

beda cerita dengan Kesya, Bella punya cerita sendiri. aku gak pernah tau, dan dia pun gak pernah cerita soal pacar. Entah kenapa.. Tapi, aku pernah mendengar, kalau dia sedang mengagumi seseorang dikelas.
Manis sih.. tapi aku jarang melihatnya. Sepertinya dia jarang kuliah, atau dia selalu duduk dibangku belakang. Makanya jarang kelihatan. Tapi sepertinya, itu hanya kagum biasa.
Gak lebih. Apa lagi setau ku, si cowok ini juga beda agama dengan Bella. Hmm...

Oh ya.. kalau tadi mereka berdua masih belum jelas, yang satu ini masih meragukan. Nisa itu.. pernah juga punya hubungan dengan beberapa orang dikampus. Tapi sepertinya gak serius. Belum lama, sudah bubar.
Dan baru2 ini, dia mengenalkan seseorang ke kami ber4. Mereka dekat banget. Kayak orang pacaran pokoknya. Mereka aja sudah keluar sampai kemana2.. walaupun Nisa gak mengakui itu pacarnya, tetap aja kami
anggap itu pacarnya. Biarin aja.. Habisnya gak diakui sih..

Sedangkan seorang Adinda, punya cerita yang berbeda dari yang lain, walaupun agak lebih galau.. Hmm..Katanya sih, dia belum pernah pacaran yang serius. Keinginan pasti ada, cuman, belum ada yang cocok.
Tapi dia pernah jatuh cinta lho disini. Sama kakak tingkat yang dulunya itu
kakak kelas di SMAnya. Setauku, dulu dia gak ada rasa tuh sama kakak tingkat. Tapi, rasa itu muncul waktu dia tau, si cowok juga kuliah dikampus yang sama. wahh.. langsung berbunga-bunga hatinya..
Hmm.. tapi sabar ya buat Adinda.. karena si cowok itu, sudah punya pacar.. :'( Ikut sedih deh. Tapi gak kenapa2. cowok gak cuman satu. Buktinya, selain dia, banyak juga cowok yang dikagumi sama Adinda.
Ada salah satu orang yang sangat dia kagumi. Orangnya itu gak cakep sih menurutku, tapi dia alim banget. Dia juga bakat jadi pemimpin. Pokoknya, tipe cowoknya Adinda banget deh.
Tapi sayang, dia terlalu fokus kuliah, jadi sepertinya, gak mau berfikir tentang cinta dulu. Gagal lagi deh dapat cowok. Tapi Adinda kan gak mudah putus asa.. Tak ada rotan, akar pun jadi, pikirnya begitu.
Ada satu lagi seseorang yang lagi dekat dengannya. Baru beberapa pekan terakhir ini sih mereka dekat. Gara2nya, si cowok mendadak minta kenalan sama Adinda. Dari situ, kami berlima berfikir tuh cowok suka
sama Adinda. Mulai GR deh Adinda. si cowok ini juga pintar dikelas, alim juga, tipe cowoknya Adinda juga. Adinda agak2 salting kalau si dia lagi didekatnya. Tapi aku merasa ada yang aneh. Sering kali si cowok ini
cuek sama Adinda. gak seperti cowok yang lagi PDKT gitu. Kami jadi ragu.. apa jangan2 dia cuman PHP sama Adinda? Atau.. kita nya aja yang terlalu berlebihan, berpikir kalau dia suka sama Adinda.
aku gak tega melihat Adinda di PHP kan begini. Jadi aku putuskan untuk tanya ke teman dekat si cowok itu. Aduhh.. kecewa berat. Ternyata katanya, si cowok ini lagi PDKT sama kakak kelas, bukan Adinda.
Kita salah mengartikan kedekatan mereka. Padahal, Adinda sudah GR dan berharap padanya. Ya sudahlah.. mau bagaimana lagi. Setelah kejadian itu, belum ada lagi sih cowok yang membuat dia dag dig dug.
Kembali lagi deh dia berfikir, jodoh pasti akan datang sendiri.. Haha.. pasrah lagi.

Itu tadi cerita cinta teman2ku. sebenarnya aku malas mau cerita tentang kisah cintaku. Tapi nanti katanya gak adil kalau aku gak cerita juga. Yaa.. apa boleh buat. Hmm.. aku pernah pacaran waktu SMA beberapa kali.
Tapi aku gak serius. sejak kuliah ini, aku berniat untuk fokus kuliah. Awal kuliah sih, aku gak terlalu tertarik dengan cowok2 disini. cuman memang aku pernah kagum dengan salah satunya. Hanya sekedar kagum lho,
karena menurutku dia lumayan cakep. waktu aku pertama lihat, aku berfikir dia mirip seperti salah satu aktor favoritku.. Hahaha.. Tapi itu berlalu begitu saja. karena memang aku hanya kagum. Sampai akhirnya, aku
benar2 bertemu dengan sosok yang beda dari yang lain. Sebenarnya sih dia ini gak cakep, gak terlalu menarik juga sih. tapi gak tau kenapa, dia punya sesuatu yang membuatku menyukainya tanpa alasan.
aku cinlok dengannya, saat ada suatu kegiatan. aku juga gak menyangka kalau aku bisa suka dengannya. Kalau sudah begini, sudah sama2 suka, ya sudah.. hubungan pun terjalin. Lama2 dia berniat serius denganku, walaupun
masih baru beberapa bulan pacaran, begitu juga aku. Tapi sesuatu jadi keraguan, ya..apa lagi kalau bukan perbedaan. Memang susah, karena cinta itu gak memandang apa pun. Beberapa bulan ini sih,
aku dan dia masih baik2 saja. Dan belum ada pembicaraan lanjut tentang perbedaan ini. Entah lah, semua ku serahkan pada yang diatas. Jadi ingat sebuah lagu... "Kalau dia jodohku, dekatkanlah.. Kalau bukan jodohku,
ya jodohkanlah denganku".. kurang lebih begitu liriknya.. Haha.. Intinya, sekarang aku jalani saja, untuk kelanjutannya, apa kata nanti.. Hehe..

Hmm.. begitu lah kisah kami di kelas arsitektur ini. Begitu banyak pelajaran yang aku dapat dari pengalaman ini.. bahwa persahabatan, tidak harus memiliki banyak persamaan, karena justru dengan perbedaan, kita
dapat saling melengkapi, saling belajar dari perbedaan itu.. Dan cinta.. cinta memang tak memandang segi apa pun, tanpa alasan apa pun, tapi semua tergantung pilihan kita masing2.

MUSIK dan ARSITEKTUR

> Melodi Arsitektur Samuel A. Budiono
Rabu, 30 November 2011

Bagi arsitek Samuel A. Budiono, M.Arch, BSAS, IAI yang merupakan pendiri dan presiden SAMUEL A. BUDIONO & ASSOCIATES, merealisasikan karya arsitektur seperti sebuah melodi musik yang diselaraskan dengan irama bentuk dan harmoni lingkungan. Perpaduan itu terbukti menghasilkan karya-karya yang indah. Melalui karyanya, ia meraih sederet penghargaan seperti People's Choice Award 2011 Winner @ World Architecture Festival & World Festival of Interiors di Barcelona, World Architecture Awards 2009, SIA-Getz Architecture Prize 2008 for Emergent Architecture in Asia, dan Cityscape Architectural Review Awards 2007 di Dubai.
Penghargaan terakhir diterima Samuel A. Budiono untuk karyanya FAVOUR@CENTRAL sebagai the Winning Project at Inside Festival of Interiors 2011. Upacara penghargaan diselenggarakan sebagai puncak acara yang meriah dengan dianugerahkannya penghargaan World Interior of the Year sebagai perayaan penutupan Festival di Barcelona.

Kepada Satulingkar, Samuel A. Budiono yang kini tengah berada di Barcelona, Spanyol, bercerita soal melodi arsitektur dan prestasi arsitek Indonesia di luar negeri.

Anda seorang arsitek sekaligus juga musisi dan komposer, apakah di setiap karya Anda pasti memasukkan unsur melodi?

Unsur dasar musik terdiri dari melodi, harmoni, dan irama, dimana semuanya merupakan kesatuan yang tidak bisa dipecah-pecah untuk membentuk suatu 'musik'. Demikian juga unsur dasar arsitektur juga terdiri dari bentuk, fungsi, dan pola, dimana juga merupakan kesatuan untuk mewujudkan bangunan menjadi suatu 'arsitektur'. Jadi 'arsitektur yang bernyanyi' lebih dari sekedar melodi dalam musik, tapi harus didukung oleh unsur-unsur lainnya berdasarkan suatu konsep yang hakiki, ekspresi yang "original" dan pengetahuan yang mendalam mengenai teknik bangunan.
- See more at: http://satulingkar.com/detail/read/2/225/melodi-arsitektur-samuel-a.-budiono

OTAK KIRI vs OTAK KANAN anda lebih dominan yang mana??

Ada beberapa bagian pada otak manusia, salah satunya adalah otak belahan kiri dan kanan. Kedua belahan itu sering kali disangkut pautkan dengan kemampuan dan bakat seseorang.
Katanya, orang yang dominan otak kiri lebih mengandalkan logika dan soal - soal seperti matematik. sedangkan orang yang dominan otak kanan lebih mengandalkan perasaan dan imajinasi, atau lebih ber-seni dari pada yg dominan otak kiri.
yaa..memang benar itu. Tapi sebenarnya, dominan otak kanan maupun kiri, itu memiliki kemampuan yang sama dibidang matematik, maupun seni, hanya saja, berbeda teknik.
Bingung ya?
begini nih contohnya.. kalo dominan otak kiri, dia akan mampu dan senang mengerjakan soal matematik yang rumit, detail, dan penuh rumus. Nah..yang dominan otak kanan, bukan berarti tidak mampu mengejarkan soal matematik.
Mereka juga mampu mengerjakan soal matematik, tetapi dengan menggunakan soal cerita atau perlu dengan asosiasi atau contoh-contoh nyata.

Kalo contoh dibidang seni gimana.. katanya orang dengan otak kanan sangat kreatif dalam menciptakan karya seni. memang betul. orang dengan otak kanan memiliki imajinasi yang tinggi.
Mereka mampu membuat sesuatu yang kreatif dan inofatif. Lalu gimana dengan orang yang dominan otak kiri? Apa mereka tidak bisa membuat karya seni?
Tentu saja bisa.. Lalu, apa bedanya dengan otak kanan yang katanya lebih identik dengan kesenian? Lalu soal pekerjaan?

gini guys.. otak kiri ataupun kanan, sama-sama bisa membuat suatu karya seni, tapi tekniknya berbeda. Kalo dominan otak kanan, mereka akan senang membuat karya seni yang abstrak, atau tidak detail.
Mereka senang menciptakan karyanya, atas kemauannya sendiri, bukan kemauan orang lain. Seni yang diciptakannya tidak terskala. Biasanya cocok jadi seniman murni. Mereka melihat karya lebih banyak dari segi estetikanya, bukan ke fungsi.
Kalo soal pekerjaan, mereka suka bekerja dengan mengandalkan mood.
Jadi kalo mereka sedang tidak mood, sekeras apa pun anda menyuruhnya bekerja, mereka tidak akan mau melakukannya, walaupun itu adalah pekerjaan yang mereka senangi. Tapi kalo moodnya sedang bagus,
tanpa anda suruh pun, mereka akan melakukannya dengan senang hati, bahkan bisa sampai lupa waktu. Itulah kenapa mereka tidak bisa terorganisir. Mereka tidak bisa bekerja dengan batas waktu.
Makanya, kadang orang menganggap mereka sebagai orang yang keras kepala, susah diatur, dan semaunya sendiri. Mereka tidak suka rutinitas. Itu adalah hal membosankan bagi mereka.
Mereka spontan, dan tidak terencana atau dadakan. Mereka bekerja dengan perasaan, bukan logika. Orang dengan otak kanan, biasanya tidak suka mencatat. Mencatat dapat menghambat proses visual dan audio, kata mereka.
Kalo bicara, mereka biasanya susah merangkai kata. Ucapannya pasti tersendat sendat, dan kadang terbolak balik. Mereka seperti susah mengeja sebuah kata. Itu karena otak kanan bekerja random/acak/tidak berurutan.
Orang dengan dominan otak kanan, biasanya suka melamun, berimajinasi, mengkhayal.

Lah.. kalo otak kiri gimana? Kalo otak kanan kan tidak suka sesuatu yang detail, kalo otak kiri, mereka suka dengan ke detail an. Mereka juga bisa membuat karya seni, tapi seni yang terorganisir, contohnya, seni arsitektur.
Berbeda dengan otak kiri, mereka bisa dan mau, menbuat karya untuk orang lain. Mereka juga melihat dari segi fungsi dan kegunaannya. sedangkan soal pekerjaan, mereka juga mengandalkan logika, bukan mood, jadi mereka bisa bekerja dengan batas waktu tertentu. Bisa dibilang lebih disiplin,
karena mereka menyukai rutinitas. Mereka mempunyai rencana, dan target. Kalo sedang bicara, mereka bisa bicara dengan lancar. Beda dengan otak kanan, otak kiri bekerja secara berurutan.
Mereka cenderung lebih rapi dibanging dengan orang berdominan otak kanan.

Lebih singkatnya, lihat perbandingan dibawah ini..
otak kiri vs otak kanan
a. Simbol vs Gambar
b. Runtut vs Acak
c. Logika vs Imajinasi
d. Detail ke Global vs Global ke detail.
e. Setahap demi setahap vs Langsung
f. Proses then memori vs memori then proses
g. Teratur vs acak dan melompat-lompat
h. Analisis mengurai vs Analisis Kesimpulan
i. Tenggat Waktu vs Bebas Waktu
j. Rencana vs Spontan tergantung inspirasi
k. Objek Hitam Putih vs Objek yang berwarna warni

Nah,, gimana.. udah tau kan perbedaan antara otak kanan dan kiri. Jadi sebenarnya, dominan manapun, mereka mempunyai kemampuan yang sama, hanya beda proses dan tekniknya.
Selain itu, anda bisa menyeimbangkan otak anda, dengan melatih belahan otak yang tidak dominan.
Oh ya.. buat yang dominan otak kanan, bukan berarti tidak bisa jadi arsitek lho.. Memang lebih sulit sih, karena harus terorganisir dan banyak aturan dalam berkarya. Gambar aja ada tekniknya.
Tapi anda bisa kok, selama anda punya kemauan untuk melakukannya. Ingat, tidak ada yang tidak bisa asal ada kemauan.. dan.. tidak ada yang tidak mungkin selama kita mau berusaha..dan berdoa.. :)
Tetap optimis, dan semangat ya guys.. Percayalah..anda pasti bisa.. God Bless You all.. :)

Eh.. kalo mau coba tes otak mana yang lebih dominan, kiri atau kanan, bisa buka di sini : http://en.sommer-sommer.com/braintest/
salam arsitektur

Jumat, 06 Juni 2014

Jadi Arsitek (Tidak) Harus Jago Gambar?

Perkara gambar-menggambar memang sudah lekat sekali dengan dunia arsitektur. Lumrah kalau kebanyakan orang beranggapan bahwa arsitek atau mahasiswa arsitektur pastilah orang-orang yang pandai menggambar. Saking lumrahnya, saya yakin hampir semua mahasiswa arsitektur di seluruh Indonesia raya pasti pernah dapat komentar seperti yang saya tulis pada percakapan di atas. Sayangnya, pandangan tersebut akhirnya malah jadi “tembok penghalang” bagi sebagian orang, yakni anak-anak SMA yang berminat meneruskan studinya di jurusan arsitektur, tapi harus mengurungkan niatnya lantaran minder dengan kemampuan menggambarnya yang pas-pasan.

Lantas, apakah jadi arsitek memang harus jago menggambar?

Tidak mutlak harus, tapi penting. Bayangkan kita sedang bertemu dengan klien. Nggak mungkin dong bawa-bawa laptop lalu ngutak-ngatik SketchUp atau AutoCAD sementara klien kita mengemukakan desain yang ia inginkan. Tentu sangat tidak efisien. Untuk keperluan itu, membuat sketsa dengan kertas dan pensil tetap jadi juara. Atau, dengan kemajuan teknologi sekarang, tablet dengan aplikasi free-sketching. Apapun itu, keduanya tetap butuh kemampuan menggambar yang mumpuni.




Eits, yang merasa kurang jago menggambar jangan keburu putus asa dulu. Kemampuan menggambar memang penting, tapi bukan satu-satunya syarat. Arsitek tidak sama dengan tukang gambar. Jadi, ada syarat-syarat lain yang lebih penting daripada sekedar ‘jago menggambar’, seperti:

Ide dan Konsep Rancangan yang Kuat
Gambar sebagus apapun tidak akan berarti jika konsep rancangan yang diusung biasa-biasa saja atau malah buruk. Dalam arsitektur, gambar hanyalah media atau cara penyampaian, yang utama tetap rancangannya. Gampangnya, gambar itu ibarat amplop dan konsep rancangan ibarat surat. Mana yang lebih penting, amplop atau isi suratnya?  Lagipula, bagaimana bisa membuat gambar yang bagus kalau yang mau digambar aja nggak ada?

Daya Bayang Ruang yang Baik
Arsitektur pada dasarnya adalah seni mengolah ruang. Jadi ya sudah sewajarnya seorang arsitek memiliki daya bayang ruang atau kemampuan spasial yang baik.Tidak hanya membuat gambar yang terlihat bagus, seorang arsitek juga harus bisa membayangkan bagaimana “rasanya” berada pada ruang tersebut ketika rancangan tersebut nantinya telah dibangun. Dengan begitu, rancangan yang ia hasilkan bisa lebih hidup.

Kemauan dan Ketekunan
Jago menggambar saja tidak akan cukup untuk jadi arsitek bila tidak disertai dengan kegigihan. Nyatanya, kuliah di jurusan arsitektur tidak bisa dibilang mudah. Tugasnya seabrek. Sekalipun gambarnya bagus, kalau telat mengumpulkan tugas –atau malah tidak mengumpulkan sama sekali- karena malas-malasan atau manajemen yang kurang baik, ujung-ujungnya ya dapat nilai yang jelek juga.

Begitu pun sebaliknya. Meskipun hanya memiliki kemampuan menggambar yang pas-pasan, asalkan rajin dan tekun (mengumpulkan tugas tepat waktu, sering asistensi, sering membaca-baca literatur untuk meningkatkan kualitas rancangan, dsb.), hasil yang didapat tentu sepadan.

Empat tahun perkuliahan bukanlah waktu yang singkat untuk melatih kemampuan menggambar, apalagi saat kuliah tentu juga diajarkan pula teknik-teknik menggambar yang baik. Ditambah, sistem penerimaan mahasiswa arsitektur yang sekarang menggunakan tes tulis, tidak seperti dulu yang juga disertai tes gambar.


Jadi, jangan ada lagi alasan untuk membuang mimpi menjadi seorang arsitek hanya karena kemampuan menggambar yang pas-pasan. Selamat berjuang!

by. http://arsitektung.blogspot.com

Senin, 19 Mei 2014

Tokoh Arsitektur Indonesia

Johan Silas




 

Lahir     5 Desember 1936 (umur 77)
Bendera Indonesia Samarinda, Kalimantan Timur
Pekerjaan     Dosen, Arsitek

Prof. Dr. Ir. Johan Silas (lahir di Samarinda, 24 Mei 1936; umur 77 tahun), adalah tokoh arsitektur Indonesia, terutama dalam bidang perumahan, permukiman, perkotaan, dan lingkungan.
Biografi :
Silas menyelesaikan kuliah arsitekturnya di ITB pada tahun 1963. Kemudian menjadi pengajar dan pendiri Jurusan Teknik Arsitektur ITS Surabaya pada tahun 1965. Pada 1992 ia memperoleh gelar profesor. Pada 2005 ia memperoleh penghargaan Habitat Scroll of Honour untuk kategori "penelitian dan pengabdian bertahun-tahun dalam memberikan tempat bernaung bagi kaum miskin".

Purna tugas sebagai guru besar di ITS pada tahun 2006[1] namun tetap membagikan ilmunya secara tidak tetap dan menjadi penasehat untuk beberapa pemerintah kota.

Pengetahuan tambahan tentang perumahan, permukiman, perkotaan, dan lingkungan diperoleh di Inggris, Belanda, Jepang, Prancis, dan Jerman. Program yang diikuti antara lain Housing in Urban Development (London, 1979), Housing, Building & Planning (Rotterdam, 1980), Cooperative Housing (Tokyo, 1984/1985), Comparative Study on Urban Anthropoloy (Prancis, 1986), Inner City Conservation (Berlin, 1987).
 

Karya
Kampung Improvement Program

Nama Johan Silas, guru besar tata kota dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, ini seringkali muncul dalam wacana seputar tata kota, perencanaan kota, pembenahan permukiman, perbaikan kampung, dan semacamnya. Johan Silas adalah salah satu tokoh di balik program perbaikan kampung, atau lebih dikenal dengan Kampung Improvement Program (KIP)
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Paska Gempa dan Tsunami

Terlibat dalam rehabilitasi dan rekonstruksi kota Calang di Aceh dan Nias setelah gempa bumi dan bencana tsunami pada 2005-2006. Berupa studi mitigasi bencana dari sudut pandang perumahan dan penguatan pemukiman informal (kampung).[2]
 

Penghargaan :

    Habitat Scroll of Honour, Johan Silas adalah salah satu dari sedikit pakar tata kota di Indonesia yang mendapatkan penghargaan ini, penghargaan dari organisasi PBB UN-HABITAT untuk mereka yang berjasa dalam pengembangan tata kota, berkat jasa-jasanya terhadap pengembangan dan pembangunan pemukiman yang berpihak kepada masyarakat perkotaan yang kurang mampu.[3]
    Gelar BALUGU SAMAERI ONO NIHA yang diperoleh pada tahun 2009 dari warga adat Nias Selatan setelah tiga tahun ikut membangun kembali rumah adat dan rumah lainnya yang rusak kena gempa.






Y.B. Mangunwijaya


Nama lahir     Yusuf Bilyarta Mangunwijaya
Lahir     6 Mei 1929
Ambarawa, Jawa Tengah
Meninggal dunia     10 Februari 1999 (umur 69)
Jakarta, Indonesia
Kewarganegaraan      Indonesia
Denominasi     Katolik Roma
Kediaman     Keuskupan Agung Semarang

Yusuf Bilyarta Mangunwijaya, Pr. (lahir di Ambarawa, Kabupaten Semarang, 6 Mei 1929 – meninggal di Jakarta, 10 Februari 1999 pada umur 69 tahun), dikenal sebagai rohaniwan, budayawan, arsitek, penulis, aktivis dan pembela wong cilik (bahasa Jawa untuk "rakyat kecil"). Ia juga dikenal dengan panggilan populernya, Rama Mangun (atau dibaca "Romo Mangun" dalam bahasa Jawa).
Arsitektur

Dalam bidang arsitektur, beliau juga kerap dijuluki sebagai bapak arsitektur modern Indonesia. Salah satu penghargaan yang pernah diterimanya adalah Penghargaan Aga Khan untuk Arsitektur[2], yang merupakan penghargaan tertinggi karya arsitektural di dunia berkembang, untuk rancangan pemukiman di tepi Kali Code, Yogyakarta. Ia juga menerima The Ruth and Ralph Erskine Fellowship pada tahun 1995, sebagai bukti dari dedikasinya terhadap wong cilik.[3] Hasil jerih payahnya untuk mengubah perumahan miskin di sepanjang tepi Kali Code mengangkatnya sebagai salah satu arsitek terbaik di Indonesia.[4] Menurut Erwinthon P. Napitupulu, penulis buku tentang Romo Mangun yang akan diluncurkan pada akhir tahun 2011, Romo Mangun termasuk dalam daftar 10 arsitek Indonesia terbaik.[4]

Karya Arsitektur :
    Pemukiman warga tepi Kali Code, Yogyakarta
    Kompleks Religi Sendangsono, Yogyakarta
    Gedung Keuskupan Agung Semarang
    Gedung Bentara Budaya, Jakarta
    Gereja Katolik Jetis, Yogyakarta
    Gereja Katolik Cilincing, Jakarta
    Markas Kowihan II
    Biara Trappist Gedono, Salatiga, Semarang
    Gereja Maria Assumpta, Klaten
    Gereja Katolik Santa Perawan Maria di Fatima Sragen
    Gereja Maria Sapta Duka, Mendut
    Gereja Katolik St. Pius X, Blora
    Wisma Salam, Magelang

Penghargaan :
    Penghargaan Kincir Emas untuk penulisan cerpen dari Radio Nederland
    Aga Khan Award for Architecture untuk permukiman warga pinggiran Kali Code, Yogyakarta [www.akdn.org/agency/akaa/fifthcycle/indonesia.html]
    Penghargaan arsitektur dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) untuk tempat peziarahan Sendangsono.
    Pernghargaan sastra se-Asia Tenggara Ramon Magsaysay pada tahun 1996

Perancangan Arsitektur I _ Konsep Gardu Pandang

KONSEP BENTUK DAN TAMPILAN BANGUNAN

a. Konsep Bentuk
   Konsep bentuk pada bangunan gardu pandang mengadaptasi dari bentuk bunga teratai, dimana konsep tersebut dipakai sebagai tujuan perancangan yang berhubungan erat dengan alam. Konsep tersebut juga bertujuan agar desain bangunan dapat memecahkan kemonotonan dan dapat menarik pengunjung. Pengunjung yang masuk pada lantai 1 akan dibuat seakan akan berada didalam mahkota bunga. Pintu masuk diletakkan disalah satu sisi mahkota bunga bagian depan. Tangga untuk naik ke atas terdapat didalam bangunan agar tidak merubah penampilan eksterior bangunan yang berbentuk bunga teratai. Dinding lantai 1 yang berbentuk mahkota bunga didesain transparan untuk menambah estetika bangunan. Lantai 2 dibuat tanpa dinding, untuk menyajikan pengunjung keindahan alam dengan terbuka. Lantai 3 berbentuk daun teratai dan dipagari dengan rerumputan yang rimbun disekelilingnya. Lantai 3 didesain tanpa atap agar pengunjung dapat menikmati alam lebih luas terutama dimalam hari yang akan memperlihatkan keindahan langit malam. Rencana bangunan akan diletakkan diatas kolam teratai, agar bangunan dapat menyatu dengan lingkungannya. Bangunan didesain 2 buah berjajar dengan ukuran yang berbeda untuk memandang dari ketinggian yang berbeda.

b. Tampilan Bangunan
   Bangunan didesain terbuka agar pengunjung dapat melihat view disekitarnya dengan pandangan luas. Selain itu, bangunan yang terbuka membuat cahaya matahari dan angin dapat masuk kedalam secara alami.



KONSEP BENTUK DASAR BANGUNAN


  Konsep bentuk gardu pandang ini diadaptasi dari bentuk bunga teratai.(Gambar 1) Bentuk dasarnya terdiri dari bentuk lingkaran dan diatasnya ditancapkan beberapa bentuk belah ketupat. Lantai 2 dan penutup atap juga didesain dengan bentuk dasar lingkaran. (Gambar 2) Bentuk dasar tersebut diolah dan dihaluskan setiap sisinya sehingga terbentuklah desain bangunan berbentuk bunga teratai. (Gambar 3)

Gambar 1. Bunga Teratai                              Gambar 2. Bentuk Dasar Bangunan
 
Gambar 3. Detail Bangunan


SKETSA RANCANGAN


Gambar 4. TampakDepan


Gambar 5. Tampak Belakang



Gambar 6. Tampak Samping Kanan



Gambar 7. Tampak Samping Kiri



Gambar 8. Tampak Atas


Gambar 9. Perspektif











Contoh Desain Rumah Tinggal Sederhana _ Tugas TIK _ AutoCad

Contoh Desain Rumah Tinggal Sederhana _ Tugas TIK _ AutoCad


Gambar 1. Site Plan



 Gambar 2. Denah                               Gambar 3. Tampak Depan








Gambar 4. Tampak Samping





Gambar 5. Rencana Pondasi







Gambar 6. Potongan A-A




Gambar 7. Potongan B-B







Gambar 8. Rencana Atap










Gambar 9. Detail Pondasi






Gambar 10. Kuda - Kuda

Rabu, 14 Mei 2014

ARSITEKTUR

Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lanskap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut. _http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_

Bangunan Unik Arsitektur














Video Proses Sketsa Sebuah Kota

Video Arsitektur

1.1 video proses sketsa sebuah kotaV

Cara Menghitung Perpindahan Panas Pada Bangunan _ Materi Fisika Bangunan Arsitektur

Cara menghitung perpindahan panas pada bangunan_Fisika Bangunan


tugas
FISIKA BANGUNAN
semester 2 tahun akademik 2013/2014


 





A.                 PENDAHULUAN
Banyak aspek yang harus dipertimbangkan dalam merancang bangunan, diantaranya adalah aspek kenyamanan. Pada tugas ini hitunglah aspek thermal baik buatan (lampu) maupun alam (matahari) sebuah ruang kelas yang memiliki karakteristik sebagai berikut :

B.                 DATA
Sebuah Ruang Kelas.
·           Jumlah orang          = 90 orang
·           Jumlah lampu         = 6 lampu @ 20 watt
·           Komputer               = 1 buah 30 watt
·           LCD                      = 1 buah 15 watt           
·           Bahan                    = Dinding Batu Bata di plester pada 2 sisi
·           Tebal bata              = 8 cm
·           Tebal plester          = 2 cm
·           Panjang dinding      = 12 m
·           Lebar dinding          = 11 m
·           Tinggi dinding         = 3 m
·           Luas Bidang kaca Dinding barat   = 55 %
·           Luas Bidang Kaca Dinding Timur = 45%
·           Suhu luar (To)         = 350C
·           Suhu dalam (Ti)      = 300C


C.                 SOAL:
·           Menghitung transmitan dan resistan elemen bangunan berlapis
·           Kenaikan suhu benda oleh radiasi matahari
·           Panas yang menembus elemen bangunan
·           Panas yang menembus kaca
·           Aliran udara untuk membuang panas dengan memperhatikan volume ruang




D.                 PERHITUNGAN

1.         MENGHITUNG TRANSMITAN DAN RESISTAN ELEMEN BANGUNAN BERLAPIS
·           Diketahui sebuah bangunan memiliki struktur dinding bata dengan lapisan plester
·           Tebal plester luar dan plester dalam (d plester) @ 2 cm
·           T ebal batu bata (d bata) 8 cm.
·           Konduktivitas plester (k plester) 0.9 W/m20C,
·           Konduktivitas batu bata (k bata) 0.8 W/m20C
·           Konduktan permukaan dalam dinding (f1) 8.12 W/m2 0C.
Maka
·           Resistan plester (R1 plester)    = d plester/k plester = 0,02m/0,9 W/m2 0C
= 0,022 m2 0C/W
·           Resistan Bata (R1 bata)                       = 0,08 m/0,8 W/m2 0C = 0,1 m2 0C/W
·           Resistan total                          = R1 plester + R1 bata + R1 plester
= 0,022 + 0,1+ 0,022
    = 0,144 m20C /W


a.         TRANSMITAN (U)
       DINDING TIMUR (terlindungi)
       fo = 13,18 W/m20C

       Resistan dinding (R dinding timur)         = 1/f1+ R total + 1/fo
                                                                 = 1/8,12 + 0,144 + 0,076
                                                                 = 0,334 0C/W

       Transmitan dinding (U dinding timur)      = 1/R dinding
                                                                 = 1/0,334 = 2,994 W/m2 0C

b.        DINDING UTARA (terlindungi)
Resisten dinding (R dinding utara)         =1/f1+ R total + 1/fo
                                                          =1/8,12 + 0.144 + 1/13,18
                                                          =0.123 + 0.144 + 0.076
                                                          = 0,334 0C/W
Transmitan dinding (U dinding utara)      = 1/R dinding
                                                          =1/0.334
                                                          =2,994 W/m2 0C

c.         DINDING SELATAN (terlindungi)
       Resistan dinding (R dinding selatan)      = 1/f1+ R total + 1/fo
                                                                 = 1/8,12 + 0,144 + 1/7,78
                                                          =0.123 + 0.144 + 0.129
                                                          =0,396 0C/W


       Transmitan dinding (U dinding selatan) = 1/R dinding
                                                          =1/0.396
                                                          =2,525  W/m2 0C


d.        DINDING BARAT (normal)
       Resisten dinding (R dinding barat)         =1/f1 + R total + 1/fo
                                                                 =1/8.12 + 0.144 + 1/13.18
                                                                 =0.123 + 0.144 + 0.076
                                                                 =0.334 0C/W
Transmitan dinding (U dinding utara)      = 1/R dinding
                                                          =1/0.334
                                                          = 2,994 W/m2 0C


2.         KENAIKKAN SUHU BENDA OLEH RADIASI MATAHARI
a.         PADA DINDING TIMUR
Intensitas Radiasi matahari  untuk bagian barat (I)          = 97 W/m2
Suhu dalam ruang (Ti)                                                  =
300C
Suhu luar ruangan (To)                                     = 3
50C
Bilangan Serap arbsorsi (α) Cat putih                            = 0,58
Sudut datang matahari (β)                                            = 60º
Konduktan permukaan dinding bata bagian barat (fo))     = 13,18 W/m2 0C
Maka,suhu permukaan yang terkena sinar matahari :

Ts      = To + (I α/fo) 0C
I         = Icosβ

Ts      = 35+ (97xcos 60 x 0,58/13,18)
= 35 + 2,134
= 3
7, 134 0C

b.        DINDING UTARA
Ts      = To + (I α/fo) 0C
Ts      = 35+ (97xcos 60 x 0,58/13,18)
= 35 + 2,134

= 3
7, 134 0C


c.         DINDING SELATAN
Ts      = To + (I α/fo) 0C
Ts      = 35+ (97xcos 60 x 0,58/7,78)
           = 35 + (36,375)
= 71,375

d.        DINDING BARAT
Ts      = To + (I α/fo) 0C
Ts      = 35+ (97xcos 60 x 0,58/13,18)
           = 35 + (2,134)
= 37,134



3.         PANAS YANG MENEMBUS ELEMEN BANGUNAN

a.       DINDING TIMUR
Luas dinding                            = 37,2
          Panjang                        = 12 m
          Lebar                            = 11 m

Suhu dalam ruangan                =
300C
Suhu luar ruangan                    = 3
50C sehingga ∆t= 50C
Suhu permukaan luar dinding    = 32,813 0C

Maka jumlah panas yang dipindahkan:

Qc                  =A.U.∆t

U dinding                                = 2,994 W/m2 0C
Luas dinding + bukaan             =
37,2 m2
Luas bukaan                            = 1
6,74 m2
A.dinding luas total – luas bukaan
=37,2 m2 -16,74m2
= 20,46 m2
∆t                                           = 35 0C – 30 0C = 5 0C

Qc                                          = A.U.∆t
= 20,46 x  2,994 x 5
= 306,2862 Watt
           

b.      DINDING UTARA

Qc                  =A.U.∆t
U dinding                                = 2,994  W/m2 0C
Luas dinding + bukaan             =
122 m2
Luas bukaan                            =
0 m2
A.dinding luas total – luas bukaan
=122 m2 - 0 m2
= 122 m2

∆t                                           = 35 0C – 30 0C = 5 0C

Qc                                          = A.U.∆t
= 122 x  2,994  x 5
= 1826,34 Watt

c.       DINDING SELATAN
:
Qc                  =A.U.∆t
U dinding                                = 2,525 W/m2 0C
Luas dinding + bukaan             =
122 m2
Luas bukaan                            =
0 m2
A.dinding luas total – luas bukaan
=122 m2 – 0  m2
= 122 m2

∆t                                           = 35 0C – 30 0C = 5 0C

Qc                                          = A.U.∆t
= 122 x 2,525  x 5
= 1540,25 Watt

d.      DINDING BARAT

Qc                  =A.U.∆t
U dinding                                = 2,994  W/m2 0C
Luas dinding + bukaan             =
37,2 m2
Luas bukaan                            =
20,46 m2
A.dinding luas total – luas bukaan
=37,2 m2 –20,46 m2
= 16,74 m2

∆t                                           = 35 0C – 30 0C = 5 0C

Qc                                          = A.U.∆t
= 16,74 x  2,994 x 5
= 250,6 Watt


4.         PANAS YANG MENEMBUS KACA

a.         DINDING BARAT
·                 Luas Kaca         (A)                    = 55% x luas dinding) = 55% x 37,2 = 20,46
·                 Intensitas radiasi matahari (I)      = 97 W/m2
·                 β                                              = 60º
·                 sgf (Soalr Gaint Factor) = 0,76

Qs                    = A.I.θ W

A                      = 20,46

Qs                    =  20,46  × 97 cos 60 × 0,76
=
 
754,1556    W

b.        DINDING TIMUR
Luas Kaca       (A)                    = 45% x 37,2 = 16,74
Intensitas radiasi matahari (I)    = 97 W/m2
β                                            = 60º
sgf (Soalr Gaint Factor)            = 0,76

Qs                    = A.I.θ W

A                      = 16,74
                                               
Qs                    =  16,74 × 97 cos 60 × 0,76
=
 
617,0364 W

5.         ALIRAN UDARA UNTUK MEMBUANG PANAS (Q) DENGAN MEMPERTAHANKAN VOLUME RUANG
a.         Jumlah orang (90)
b.         Lampu TL (20)
c.         Komputer  200 watt. T
d.         LCD 400 watt
e.         Volume Ruang (V) = 396
f.          ti = 350C
g.         to = 300C (suhu yang diinginkan)

penyelesayan :
H = (90 x115) + (6x20) +200 +400
= 11070
N              = H/ 0,33 V× (ti – to)
                   =11070 / 0,33 x 396 x 5
                   = 66420000
Q                = V.N / 3600
                   = 396 x 66420000 / 3600
                   = 7306200


Keterangan :
Q               = aliran udara untuk membuang panas
N               = pergantian udara per jam
H               = panas yang dipindahkan